Selasa, 13 Desember 2016

Perbedaan VoIP dengan Jaringan Telepon Konvensional

Saat menjalin hubungan sosial kita membutuhkan komunikasi yang lancar. Namun, kita tidak bisa menjamin komunikasi akan terus berjalan lancar. Banyak faktor yang bisa mengganggu jalannya komunikasi, seperti jarak, biaya, dan teknologi.
VoIP (Voice over Internet Protocol) adalah bentuk solusi yang mengurangi faktor pengganggu jalannya komunikasi. Kemunculan teknologi ini dapat memberikan dampak yang signifikan dalam dunia pertelekomunikasian. Lalu, apa perbedaan VoIP dengan jaringan telepon konvensional? Mari kita simak yang berikut ini.

Pengertian VoIP dan Jaringan Telepon Konvensional


Sebelum meloncat ke perbedaan kedua teknologi ini, kita akan ulas terlebih dahulu pengertian dan keunggulan masing-masing teknologi.
Pengertian VoIP
VoIP (Voice over Internet Protocol) atau sering disebut jaringan telepon digital merupakan teknologi komunikasi via suara melalui jaringan internet. Teknologi ini mengubah data suara bertipe analog menjadi tipe digital, kemudian diteruskan melalui internet. Setelah sampai ditujuan, data digital akan diterima dan diolah menjadi output suara.

Keunggulan Jaringan VoIP

·         Asalkan kita tetap terhubung pada jaringan internet, maka layanan panggilan suara yang kita lakukan akan selamanya gratis.
·         Karena internet bersifat global, komunikasi suara lewat VoIP tidak mengenal istilah lokal maupun internasional.
·         Jika dilihat dari penggunaan bandwidth, VoIP hanya memakai sekitar 8 kbps
·         Dengan adanya sebuah gateway, bentuk jaringan VoIP bisa tersambung dengan PABX yang ada di jaringan telepon biasa
·         Perangkat yang bisa terhubung dengan VoIP lebih bervariasi (smartphone, telepon, dan perangkat komputer)

Pengertian Jaringan Telepon Konvensional

Pada sistem jaringan konvensional, pesawat telepon langsung terhubung dengan PABX (Private Automated Branch Exchange) atau beberapa istilah lainnya adalah STO (Sentral Telepon Otomat).
Saat ditekan, tuts pada telepon konvensional akan mengirim informasi lokasi telepon yang dituju melalui nada DTMF, selanjutnya jaringan antar kedua pesawat telepon akan terbentuk.

Keunggulan Jaringan Konvensional

·         Jaringan telepon konvensional memiliki kecepatan transfer informasi suara yang lebih baik. Bisa dikatakan, telepon konvensional jauh lebih cepat 10 kali daripada jaringan suara digital.
·         Jaringan konvensional lebih bersifat fleksibel, dimana satu buah interface bisa digunakan untuk melakukan banyak panggilan.
·         Hanya membutuhkan satu terminal tunggal untuk audio atau video

Perbedaan VoIP dengan Jaringan Telepon Konvensional


Perbedaan VoIP dengan jaringan telepon konvensional terletak pada jenis data yang dikirim. Pada VoIP data yang dikirim berbentuk digital, sedangkan pada telepon konvensional berjenis analog. Tentunya, media transmisi data yang digunakan juga berbeda, apabila pada VoIP yang digunakan adalah jaringan internet, telepon digital menggunakan nada DTMF yang didapat ketika tuts telepon ditekan.

Pada jaringan VoIP, penekanan jaringan lebih kepada panggilan suara saja. Namun, seiring perkembangan teknologi, VoIP juga mengalami kemajuan yang signifikan. Awalnya, VoIP hanya bisa terhubung melalui sesama personal komputer. Namun, saat ini kita juga bisa menggunakannya melalui segala perangkat yang terhubung dengan internet.
Pada prakteknya, apabila kita terhubung dengan internet yang cepat, maka kita bisa mengirim berbagai jenis file, video, gambar, dan tulisan (chat). Selain itu kita juga dapat melakukan panggilan telepon bersama melalui interface video, atau lebih dikenal dengan Video Confrence.
Agar bisa memanfaatkan teknologi VoIP secara optimal, butuh berbagai peralatan yang mendukung. Indofortech.com adalah e-commerce ICT terbesar di Indonesia. Di sana, Anda bisa membeli atau berkonsultasi terkait peralatan IT yang diperlukan.


Referensi:


Senin, 12 Desember 2016

Solusi Telepon Murah Menggunakan Internet

Internet sungguh memberi banyak kemudahan bagi kita semua. Dahulu, ketika ingin melakukan panggilan telepon kita sering resah apabila biaya tagihan membengkak. Menjalin silaturahmi lewat jaringan telepon pada waktu itu terasa sangat mahal.
Namun, sekarangan tidak lagi. Penggunaan teknologi VoIP memungkinkan kita bisa melakukan panggilan telepon dengan biaya yang lebih murah. Teknologi seperti apakah yang dikenal dengan nama VoIP? Mari kita simak yang berikut ini.

VoIP: Solusi Telepon Murah Menggunakan Internet


VoIP (Voice over Internet Protocol) merupakan sebuah teknologi yang mengijinkan kita untuk melakukan panggilan telepon lewat jaringan internet. Ketika melakukan komunikasi jarak jauh, sinyal suara analog akan diubah menjadi bentuk digital dan dikirimkan melalui jaringan paket data yang bersifat real-time.
Secara singkat, VoIP adalah teknologi yang memberikan solusi telepon murah menggunakan jaringan internet. Dalam prakteknya, pengguna bisa melakukan panggilan baik melalui sebuah PC dan smartphone.
Teknologi ini memberikan banyak sekali keuntungan. Dari segi tarif, VoIP lebih murah dibanding dengan jaringan telepon konvensional. Jaringan VoIP juga bersifat global, yang artinya dimanapun kita melakukan panggilan, tarif yang harus dibayarkan tetap sama.
Struktur jaringan VoIP juga sangat fleksibel. Teknologi ini bisa dipasang di sembarang ethernet dan alamat IP, tidak seperti jaringan telepon konvensional yang perlu port khusus.

Sejarah Penggunaan VoIP


Semula, VoIP hanya dapat digunakan antar personal komputer saja, itu pun dengan kualitas suara yang kecil dan buruk. Seiring perkembangannya, teknologi ini mengalami banyak perubahan positif. Bahkan, saat ini VoIP sudah dapat menghubungkan komputer ke komputer, komputer ke telepon, telepon ke komputer, dan telepon ke telepon di seluruh dunia.
Biasanya, teknologi ini dimanfaatkan oleh sebuah organisasi atau perusahaan. Tujuannya untuk menekan biaya pengeluaran dan mempermudah proses komunikasi. VoIP bisa juga digunakan pada sebuah gedung dengan ruang. Secara metro, teknologi ini bisa pula dimanfaatkan untuk membangun jalur komunikasi antar kota.
Bukan hanya itu saja, VoIP dalam skala WAN (Wide Area Network) bisa pula digunakan untuk membuat hubungan komunikasi antar negara.

Bagiamana Cara Kerja VoIP?


Sebagai solusi telepon murah, prinsip kerja VoIP yang memanfaatkan internet terbilang cukup simpel. Dari mikrophone data suara berjenis analog akan diubah menjadi data digital. Selanjutnya, data akan diteruskan melalui sebuah hub, modem, atau router. Kemudian, data tersebut akan dikirim ke tujuan dan diterima dengan perangkat yang sama.
Bentuk paling sederhana dari penggunaan teknologi VoIP adalah menggunakan dua buah komputer. Kedua komputer ini masing-masing harus terhubung ke jaringan internet, memiliki sound card, dan mic. Kedua komputer ini dapat terhubung satu sama lain dengan memanfaatkan aplikasi khusus untuk melakukan panggilan suara.

Pada saat dikembangkan, data digital pada teknologi VoIP dianggap sebagai sebuah keuntungan utama. Mengingat bahwa data digital mudah dikendalikan, seperti dikompresi sebelum proses pengiriman. Bukan hanya sebagai solusi telepon murah menggunakan internet saja, VoIP juga mampu mengirim file lain seperti gambar.

Agar bisa menikmati teknologi VoIP, Anda harus menyediakan peralatan-peralatan yang mendukung. Bagi Anda yang sedang mencari solusi mudah berbelanja peralatan IT, Anda bisa mengunjungi indofortech.com. Indofortech.com merupakan e-commerce ICT terbesar di Indonesia.


Referensi:



Jenis SFP yang Wajib Anda Ketahui

Saat ini, hampir semua orang bisa merasakan jaringan internet. Dahulu, koneksi internet cepat hanya dinikmati oleh beberapa kalangan saja. Namun, setelah teknologi berkembang, semua orang bisa menikmati internet cepat dengan bandwidth besar.
Semakin fleksibelnya sebuah tarif jaringan tidak terlepas dari peran struktur fiber optik. Teknologi ini terus dikembangkan, sehingga mampu mengakomodir laju pertukaran informasi dengan cepat dan dalam jumlah banyak.
Proses instalasi fiber optik pun tidak mudah. Dibutuhkan banyak komponen untuk mendukung jaringan ini agar bisa berjalan optimal. Salah satu komponen yang turut membangun konektivitas antar fiber adalah SFP. Pada artikel ini akan kami jelaskan apa itu SFP secara singkat dan jenis SFP yang wajib Anda ketahui.

SFP (Small Form-Factor Pluggable)


SFP adalah salah satu perangkat pendukung terbentuknya hubungan antar jaringan fiber. Meskipun berbentuk kecil, alat ini berperan penting dalam proses transmisi dan penerimaan sinyal informasi melalui fiber.
Perangkat ini adalah pengembangan dari GBIC (Gigabit Interface Converter), yaitu sebuah port yang terhubung dengan struktur jaringan backbone dengan bandwidth sangat besar. SFP merupakan sebuah modul yang mendukung fitur hot-pluggable. Artinya, perangkat ini akan terdeteksi secara otomatis ketika dipasang pada sebuah port.
Cara untuk menginstal sebuah SFP dalam struktur jaringan FO sangat mudah. Namun, ada baiknya jika Anda mengetahui terlebih dahulu kebutuhan jaringan yang akan dibangun. Dua hal yang wajib diketahui adalah jarak antar node dan troughput yang akan dilewati. Ini dikarenakan setiap SFP memiliki aturan kerja yang berbeda pada setiap jarak yang dilewati.

Jenis SFP yang Wajib Anda Ketahui


Seperti perangkat elektronik pada umumnya, SFP juga memiliki jenis yang beragam. Saat melakukan pemasangan struktur jaringan fiber optik, menentukan jenis SFP merupakan hal yang cukup vital. Karena, jika salah dalam memilih bisa menyebabkan kerusakan pada komponen tersebut.
SFP diciptakan untuk mendukung SONET, gigabit Ethernet, dan kanal fiber. Pemilihan jenis SFP didasarkan pada panjang kabel optik yang digunakan dan juga tipe kabel optik tersebut (single mode (SMF) atau multi mode (MMF). Berikut ini adalah jenis SFP yang wajib Anda ketahui:

1 dan 2.5 Gbit/s (SFP)

1.       SX
Ini merupakan jenis SFP dengan lambda sepanjang 850 nm dan memiliki jarak maksimum 550 m. SFP jenis ini cocok digunakan pada struktur fiber optik dengan tipe MMF

2.       LX
Untuk penggunaan yang  lebih jauh, Anda bisa menggunakan SFP jenis LX. Perangkat jenis ini cocok digunakan pada lambda 1310 nm dengan panjang kabel fiber optik hingga 10 km. Bisa digunakan pada jenis kabel SMF.
3.       XD
Jenis ini merupakan SFP dengan lambda 1550 nm. Perangkat ini bisa digunakan pada struktur pengkabelan fiber optik yang lebih jauh, yaitu hingga 40 km. Tipe kabel yang cocok dengan jenis ini adalah SFM.

4.       ZX
Lambda pada SFP jenis ini sama dengan jenis XD, yaitu 1550 nm. Namun, perangkat ini lebih unggul dalam jarak maksimum kabel, yaitu 80 km. Jenis kabel yang cocok digunakan dengan SFP jenis ini adalah kabel SFM.

5.       EX atau EZX
Tipe EX atau EZX juga merupakan jenis SFP yang wajib Anda ketahui. Jenis ini memiliki jarak jangkau paling jauh, yaitu 120 km. SFP ini memiliki lambda 1550 nm dan cocok digunakan pada pengkabelan jenis SFM.

Buat Anda yang ingin membuat struktur jaringan FO, Anda bisa mendapatkan SFP di indofortech.com. Sebagai e-commerce ICT terbesar di Indonesia, indofortech.com siap menjadi solusi kebutuhan IT Anda.
Ref:


Kamis, 08 Desember 2016

Teknologi Switch Masa Depan

Perkembangan teknologi selalu menarik untuk diikuti. Perubahan demi perubahan semakin dirasakan. Dari teknologi yang hanya menghubungkan dua titik, sekarang berubah menjadi sebuah jaringan masif yang menghubungkan antar kota, bahkan negara.
Perubahan-perubahan tersebut tentu tidak terlepas dari peran perangkat yang terus dikembangkan. Sudah merupakan sebuah prinsip dasar, ketika muncul teknologi baru, maka harus diimbangi dengan perangkat yang mumpuni.
Salah satu bentuk perangkat yang terus dikembangkan seiring dengan laju teknologi adalah T-Marc. Ini merupakan sebuah teknologi switch masa depan yang hadir sebagai solusi jaringan telekomunikasi.

Ulasan Terkait Switch pada Jaringan Komputer


Seperti yang kita tahu, saat membuat sebuah jaringan komputer, diperlukan banyak sekali komponen berbeda yang saling terhubung. Berbagai komponen berbeda itu akan bekerja sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Jika menyatukan berbagai komponen yang ada, maka terbentuklah sebuah jalur komunikasi antar komputer. Selanjutnya, komputer bisa bekerja dengan optimal dan dapat digunakan untuk mendukung kinerja kita. Salah satu perangkat yang wajib ada dalam membentuk jalur komunikasi antar komputer adalah switch.

Apa itu Switch?

Sebuah switch jaringan merupakan alat yang berguna untuk melakukan bridging secara transparan. Alat ini menghubungkan segmentasi dari banyak jaringan beserta forwarding dan berdasarkan alamat MAC. Sehingga, pada akhirnya dapat digunakan untuk menghubungkan komputer dan router pada area yang ditentukan.
Switch biasa juga disebut sebagai smart-hub, yaitu alat yang dipakai sebagai repeater atau penguat dalam menghubungkan kabel-kabel UTP dari satu komputer ke komputer lainnya. Switch juga merupakan titik percabangan dari proses transfer data. Sehingga, ketika sebuah switch rusak, seluruh jaringan akan mengalami gangguan.

Apa Fungsi dari Sebuah Switch?

Pada sebuah jaringan komputer, switch memiliki tiga fungsi utama. Berikut ini adalah masing-masing dari fungsi switch:
·         Address Learning
Fungsi ini berkaitan dengan bagaimana sebuah switch dapat memperoleh Mac Address dari perangkat yang terhubung dengannya.
Setiap frame yang masuk atau lewat ke port switch akan mengalami peninjauan mac address dan dicatat sesuai dengan port di mana host terhubung.

·         Meneruskan dan Menyaring Data Frame
Fungsi kedua adalah sebagai peners paket frame dari salah satu port menuju port target. Ketika salah satu host terhubung dengan port switch, maka alat ini akan mengecek mac address table. Proses ini dilakukan untuk membaca pada port berapa mac address tujuan berada.

·         Menghindari Looping
Fungsi ketiga adalah untuk menghindari looping data. Looping data adalah sebuah kondisi dimana data hanya berputar di satu tempat saja. Kondisi ini dapat dicegah dengan cara menutup salah satu port yang terkoneksi.

T-Marc: Teknologi Switch Masa Depan

T-Marc merupakan salah satu jenis switch yang saat ini banyak digunakan. Alat ini digadang-gadang sebagai teknologi switch masa depan. Sebuah T-Marc mampu mengirimkan berbagai layanan pada interface pengguna yang berbeda-beda.
Karena pada T-Marc layanannya tertutup, para penyedia layanan dapat melakukan troubleshoot secara individual tanpa mengganggu pengguna lain. Berikut ini adalah beberapa fitur dari teknologi switch masa depan, T-Marc:
·         Berfungsi multi-servis untuk layanan berupa voice, video dan data
·         AccessEthernet untuk MEF-komplian dan Emerging IEEE
·         Cocok untuk digunakan apda skala bisnis besar
·         Memiliki frame support besar (9216 bytes)
·         Memiliki port ethernet combo untuk memudahkan pemasangan dan membuat pengkabelan menjadi ringkas
·         Cocok untuk teknologi CAPEX dan OPEX


Referensi:

http://www.indofortech.com 

Jumat, 02 Desember 2016

Perbedaan Pada Sistem CWDM dengan DWDM

Teknologi Telekomunikasi di Indonesia sedang berkembang sangat pesat. Layanan-layanan baru selalu ditawarkan oleh para penyedia jaringan. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan sebuah jaringan, maka kebutuhan bandwidth pun juga semakin tinggi.
Kebutuhan kapasitas bandwidth dan kualitas transmisi data yang lebih baik harus diikuti dengan teknologi yang lebih handal. Salah satu teknologi yang menjawab kebutuhan tersebut adalah WDM (Wavelength Division Multiplexing). Untuk mengetahui teknologi WDM lebih lanjut, mari simak yang berikut ini.

WDM (Wave Division Multiplexing)

WDM adalah sebuah teknik transmisi data dari banyak sumber. Teknik ini memanfaatkan fiber optik untuk menyalurkan informasi dalam satu waktu. WDM mampu memultipleksi beberapa sinyal optik menggunakan spektrum panjang gelombang cahaya yang berbeda-beda.
Karena teknik ini menggunakan panjang gelombang cahya berbeda, sehingga tidak akan ada interfensi antar sinyal. Teknologi ini memungkinkan sebuah informasi dikirim secara dua arah melalui sehelai serat optik.
WDM mampu menggabungkan beberapa gelombang dengan memanfaatkan multiplexer pada sisi transmitter. Selanjutnya pada receiver, sinyal-sinyal tersebut akan dibagi menggunakan demultiplexer. Dengan memanfaatkan tipe kabel yang sesuai, proses multiplexing dan demultiplexing dapat dilakukan pada waktu yang sama.
Sistem WDM ini cukup dikenal di kalangan penyedia jaringan telekomunikasi. Pasalnya, sistem ini memungkinkan kita untuk memperluas kapasitas jaringan tanpa menambah fiber baru. Dengan memanfaatkan teknologi ini, para penyedia jaringan tidak perlu membongkar jaringan backbone lagi.
Dalam pengembangannya, WDM terbagi menjadi dua, yaitu Coarse WDM dan Dense WDM. Berikut ini adalah perbedaan dari kedua bentuk tersebut.

Ulasan Singkat Mengenai CWDM dan DWDM

Sebelum membahas perbedaan pada sistem CWDM dengan DWDM, berikut adalah ulasan mengenai masing-masing jenis WDM yang ada.

CWDM

Teknologi ini pertama kali dikembangkan pada tahun 1980-an. Saat itu, upaya pengembangan diadakan guna menambah kapasitas pada kabel fiber jaringan LAN sebuah kampus. Pada tahun 1995, penggunaan CWDM mulai ditujukan untuk area-area yang lebih besar.
Teknologi ini memiliki berbagai kelebihan, antara lain:
·         Teknologi yang lebih mudah, murah, dan efisien
·         Konsumsi daya lebih kecil
·         Dapat menggunakan jenis kabel SMF dan MMF
·         Payload pada tiap kanal lebih besar
·         Filter panjang gelombang lebih kecil dan jauh lebih murah
Meskipun begitu, teknologi ini tetap memiliki beberapa kekurangan, antara lain:
·         Kapasitas lebih kecil daripada DWDM
·         Jarak transmisi yang lebih pendek
·         Belum tersedia fungsi OAM

DWDM

Teknologi ini mulai diaplikasikan pada tahun 1990-an. Pada waktu itu, DWDM digunakan untuk menambah kapasitas dari sebuah jaringan bawah laut antar benua. DWDM memiliki panjang 1500 nm hingga 1600 nm, disertai redaman minimum yang menghasilkan jarak transmisi lebih jauh.
Beberapa keunggulan yang dimiliki jenis ini antara lain:
·         Memiliki kapasitas sistem yang maksimum
·         Jarak transmisi maksimum bisa dicapai dengan memanfaatkan EDFA
·         Tersedia fungsi OAM
Adapun beberapa kekurangan yang dimiliki jenis WDM ini antara lain:
·         Teknologi ini memiliki kompleksitas yang lebih rumit.
·         Diperlukan sebuah laser dengan akurasi yang tinggi
·         Diperlukan filter panjang gelombang yang baik
·         Harga yang dibayarkan jauh lebih mahal

Perbedaan Pada Sistem CWDM dengan DWDM

Meskipun memiliki tujuan yang sama, yaitu meningkatkan kapasitas transmisi, namun terdapat beberapa perbedaan pada sistem CWDM dengan DWDM. Berikut adalah tabel perbedaannya:
FITUR
CWDM
DWDM
Panjang Gelombang/Fiber
8 – 16
(O, E, S, C, L-bands)
32 – 64
(C, L-bands)
Panjang Gelombang Spacing
20 nm (2500 GHz)
0.8 nm (100 GHz)
Bit rate
Sampai 2.5 Gbps
Sampai 10 Gbps
Total Kapasitas Fiber
20 – 40 Gbps
100 – 640 Gbps
Transmitter
Uncooled DFB, DM
Cooled DFB, EAM
Teknologi Filter
Film Tipis
Film Tipis, AWG, Bragg gratings
Jangkauan Sistem
Hingga 90 km
Hingga 450 km
Biaya
Cukup Rendah
Menengan Keatas
Pengaplikasian
Akses Metro, Perusahaan
Akses Metro, Inti Metro


Demikian ulasan mengenai perbedaan pada sistem CWDM dengan DWDM.

Perangkat Kecil Pendukung Jaringan Fiber Optik

Ingatkah Anda? Ketika ingin menyambungkan komputer ke internet, Anda harus menarik kabel yang terhubung dengan telepon. Pada saat itu, koneksi masih terbilang sangat lambat. Belum lagi ketika cuaca sedang tidak bagus, koneksi internet ikut berantakan juga.
Namun, hal seperti itu sudah tidak perlu kita rasakan lagi di era sekarang. Perkembangan teknologi yang begitu pesat menghadirkan layanan-layanan baru untuk menghubungkan kita dengan dunia maya. Semua jaringan telekomunikasi sudah sangat cepat.
Salah satu bentuk perkembangan teknologi di dunia telekomunikasi adalah penggunaan kabel fiber optik. Fiber optik hadir sebagai solusi akan kebutuhan transfer informasi dengan cepat. Tapi tahukah Anda kalau dalam instalasi sistem fiber optik terdapat banyak sekali perangkat pendukungnya?

SFP: Perangkat Kecil Pendukung Jaringan Fiber Optik

Dari sekian banyak perangkat pendukung jaringan fiber optik, salah satu yang cukup penting adalah SFP (Small Form-factor Pluggable). Perangkat kecil ini mendukung jaringan fiber optik agar bisa berfungsi sebagai transceiver.
SFP biasa digunakan pada teknologi telekomunikasi dan data komunikasi. Alat ini bersifat hot-pluggable, yang berarti SFP akan terdeteksi secara otomatis ketika dipasangkan pada sebuah perangkat. SFP merupakan perangkat yang murah dan berfungsi menghubungkan berbagai tipe fiber optik.
Perangkat kecil pendukung jaringan fiber optik ini dikenal pula dengan nama mini-GBIC. Istilah GBIC merujuk pada Gigabit Interface Converter, yaitu suatu port yang dikhususkan untuk terhubung dengan jaringan backbone dengan bandwidth yang besar.
Saat proses pemasangan fiber optik pada sebuah perangkat, kita perlu memilih SFP dengan benar. Sebab, perangkat kecil ini penggunaannya berhubungan dengan berbagai hal, seperti: panjang gelombang, besar bandwidth, untuk bekerja pada single mode atau multi mode dan jenis konektor yang digunakan.

Jenis-jenis Port SFP (Small Form-factor Pluggable)

Port atau tempat memasang SFP bisa ditemukan di beberapa alat, seperti ethernet switch, router, dan interface jaringan firewall. Keberadaan dan jumlah port untuk SFP pada sebuah alat berbeda-beda. Biasanya tergantung dari tipe atau merek yang digunakan.
Karena port pada beberapa perangkat berbeda, kita perlu memilih modul SFP sesuai dengan jenis port yang dipakai. Sehingga, port yang terletak pada perangkat switch bisa terhubung dengan jaringan fiber optik. Ada beberapa jenis port SFP yang bisa kita temui:
·         Combo SFP Ports
Ports ini memiliki peran ganda, yaitu dapat digunakan sebagai port Ethernet biasa dan/atau sebagai port SFP.
·         SFP dan SFP+
Port jenis ini memungkinkan transmisi data hingga 10 Gbps, sementara port SFP biasa hanya bisa mentransmisi 4.25 Gbps saja.

Cara Memasang SFP (Small Form-factor Pluggable)


Cara menggunakan perangkat ini cukup mudah, tapi kita harus tahu terlebih dahulu sistem jaringan seperti apa yang akan dibentuk. Dua hal yang harus diketahui terlebih dahulu adalah berapa jarak antar node dan troughput yang akan dilewati.
Setiap SFP memiliki jarak node dan troughput yang berbeda-beda. Demi menghindari kerusakan pada perangkat, kedua hal tersebut perlu diketahui. Sebagai contoh, seri S+85DLC03D merupakan SFP dengan spesifikasi troughput 10Gbps, dengan kabel multimode, dan panjang kabel 300 meter.
Setelah memastikan bahwa SFP cocok dengan sistem yang sedang dibangun, maka Anda tinggal memasangnya. Masukan modul SFP ini ke dalam switch yang sesuai, selanjutnya pasang kabel optik yang sudah jadi, misal: Multimode Duplex Fiber Optic Cable.



Referensi:



Teknologi CWDM pada serat optik

Ketika membicarakan sebuah teknologi, kita akan selalu dihadapkan dengan sebuah keterbatasan. Spektrum dan bandwidth merupakan sebuah keterbatasan umum di dalam sistem telekomunikasi. Tapi, keterbatasan tidak selalu memberikan dampak buruk karena hal ini akan terus mendorong lahirnya sebuah inovasi baru.
Salah satu bentuk inovasi dalam dunia telekomunikasi adalah penggunaan serat optik. Teknologi ini mampu menggantikan kabel tembaga sebagai media transmisi berkecepatan tinggi. Alhasil, kualitas layanan pun berubah menuju ke arah yang lebih baik.
Meskipun sudah banyak dimanfaatkan, sampai sekarang pengembangan serat optik masih dilakukan. Salah satu yang dikembangkan adalah kapasitas transmisi atau dikenal dengan Wavelength Division Multiplexing (WDM).

Sejarah Pengembangan Wavelength Division Multiplexing (WDM)



WDM atau Wavelength Division Multiplexing adalah teknologi multipleksing yang berguna dalam membawa beberapa sinyal informasi (data, suara, dan gambar) dalam sebuah inti kabel serat optik. WDM membawa sinyal informasi dengan penggunaan panjang gelombang cahaya yang berbeda-beda.
Konsep ini pertama kali dimunculkan sekitar tahun 1970-an, dan pada 1978 sistem ini sudah berhasil diimplementasikan. Namun, pada waktu itu muncul sebuah permasalahan baru. Hal ini dikarenakan ke-nonlinearan serat optik dan efek dispersi menyebabkan keterbatasan jumlah gelombang.
Pengembangan pun terus dilakukan, sampai pada akhirnya WDM memiliki dua segmen, yaitu Dense dan Coarse. Cara kerja kedua teknik ini hampir mirip, hanya terdapat perbedaan mendasar pada channel spacing dan area operasi panjang gelombangnya.
DWDM dan teknologi CWDM pada serat optik memberi dampak yang sangat besar.  Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai kedua segmen WDM.

Dense Wavelength Division Multiplexing (DWDM)


DWDM merupakan sebuah teknik transmisi, dimana cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda dimanfaatkan sebagai kanal informasi. Setelah dilakukan proses multipleksing, seluruh panjang gelombang tersebut akan ditransmisikan melalui sebuah sistem serat optik.
Alasan utama penggunaan DWDM sebagai jaringan telekomunikasi adalah kemampuannya untuk mengakomodir ratusan panjang gelombang yang berbeda. Sehingga, setiap perusahaan pelayanan telekomunikasi dapat memiliki jaringannya sendiri-sendiri.
Munculnya teknologi DWDM menjadi sebuah daya tarik tersendiri bagi para penyedia layanan telekomunikasi di berbagai negara. Sebab, para penyedia layanan dapat memiliki jaringan tanpa harus susah payah membangun infrastruktur sendiri.
Teknologi ini mampu diimplementasikan pada jaringan telekomunikasi jarak jauh dan fleksibel terhadap pertumbuhan trafik yang tidak terprediksi. Hal tersebut menjadi keunggulan paling utama dari DWDM. Sayangnya, pengimplementasi DWDM pada daerah padat penduduk membutuhkan banyak biaya. Sebagai alternatif, dibuatlah segmen selain Dense, yaitu Coarse WDM.

Coarse Wavelength Division Multiplexing (CWDM)


Teknologi CWDM pada serat optik digunakan untuk meningkatkan kapasitas informasi. CWDM bekerja dengan cara mentransmisikan beberapa panjang gelombang yang berbeda melalui serat optik. Teknik ini juga meningkatkan channel spacing dan membuat area operasi panjang gelombang menjadi lebih ringkas.
Tujuan dari dikembangkannya teknologi ini untuk menekan biaya operasi teknologi DWDM. Hampir seperti DWDM, kemampuan CWDM juga bisa diterapkan secara point-to-point, chain, ring, dan mesh.
Teknologi CWDM pada serat optik menjadi solusi yang baik dalam mengatasi kebutuhan spektrum dan bandwidth yang besar. Ini semua didasari oleh penggunaan channel spacing sebesar 0.2 nm, yang dapat memangkas keperluan laser dan filter yang harganya jauh lebih mahal.



Referensi: